Assalammualaikum wr.wb.
Siapa yang anaknya dilahirkan dengan metode Cesar?? Metode melahirkan Normal dan Cesar seringkali menjadi perdebatan, dimana stigma masyarakat masih melekat bahwa melahirkan Normal dianggap sebagai metode melahirkan ibu yang seutuhnya, padahal kedua metode ini, baik normal maupun Cesar sama-sama membutuhkan perjuangan yang tidak sedikit dari sejak Ibu program hamil, 9 bulan mengandung semuanya diupayakan dengan cara yang sama, diberikan nutrisi yang sama dan kasih sayang yang juga sama, hanya berbeda di metode melahirkannya saja.
Banyak yang masih memandang metode melahirkan Normal ini, lebih sakit daripada Cesar, sehingga perjuangan ibu yang melahirkan normal antara hidup dan mati, padahal melahirkan dengan metode Cesar pun sama sakitnya lho Moms.
Saya sendiri mengalami melahirkan dengan metode Cesar, kedua anak-anak saya dilahirkan dengan metode Cesar. Dan menurut saya pribadi, Cesar pun juga memiliki rasa sakit dan resiko yang cukup besar karena biasanya ada alasan medis dibalik keputusan untuk melahirkan Cesar. Dan tidak hanya pada saat Cesar, setelah Cesar pun anak yang dilahirkan dengan Cesar memiliki kondisi kesehatan yang lebih rentan dari penyakit dibandingkan anak-anak yang dilahirkan secara Normal. Wahh kok bisa yah???
Untuk menjawab hal tersebut, saya mengikuti Webinar via Zoom yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia dan Teman Bumil dalam rangka C-section Awareness Month dengan judul : “Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Lahir Cesar”. Webinar ini diisi dengan narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi), Dr.dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK (Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia), Zivana Letisha Siregar (Miss Universe Indonesia 2009 sekaligus Ibu 3 orang anak).
Angka Kelahiran Cesar Meningkat
Belakangan ini, angka kelahiran dengan metode C-section atau Cesar meningkat sekitar 21%, 1 dari 5 ibu memilih melahirkan dengan Cesar dan tentunya masih akan meningkat di kemudian hari.
Selain alasan medis, banyak Ibu yang memilih kelahiran Cesar dengan alasan tidak mau merasakan sakit. Faktanya rasa sakit pun juga dirasakan oleh Ibu setelah dilakukan operasi Cesar.
Bahkan di Indonesia, angka melahirkan dengan Cesar meningkat 2 kali lipat dalam 5 tahun berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018.
Resiko Gangguan Kesehatan pada Kelahiran Cesar
Jika banyak Ibu yang memilih operasi Cesar dengan alasan non teknis seperti mengurangi rasa sakit, maka hal tersebut keliru karena justru metode Cesar memiliki resiko kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang bagi Ibu dan anak,.
Salah satu resiko gangguan kesehatan yang dimiliki oleh seorang anak dengan kelahiran Cesar, yaitu terjadinya kondisi ketidakseimbangan mikrobiota dalam usus dimana jumlah bakteri baik lebih sedikit dan bakteri merugikan lebih banyak, sehingga terjadi Dysbiosis usus dan gangguan sistem imun.
Dengan adanya gangguan sistem imun tersebutlah, anak yang dilahirkan dengan metode Cesar lebih rentan mengalami gangguan kesehatan seperti Alergi Makanan, Diabetes Type 1, Asma, Atopic disease seperti yang diungkapkan oleh Dr.dr. Arini Dewi Widodo dalam materi presentasinya.
Senada dengan yang dikemukakan oleh Dr.dr. Arini Dewi Widodo, kedua anak saya yang dilahirkan dengan metode Cesar pun juga mengalami gangguan kesehatan seperti yang dialami Kakak Fina, anak pertama saya dimana dia mengalami Atopic Disease, dimana kulitnya sangat sensitif dan rentan gatal serta ruam kemerahan seperti alergi.
Awalnya saya mengira alergi makanan, karena yang saya perhatikan setiap makan telur kebanyakan atau seafoood kebanyakan area lipatan tangannya, leher dan bagian atas bibir mengalami ruam kemerahan yang gatal. Namun setelah saya melakukan test alergi terhadap anak saya Fina, hasil alerginya negatif, hanya mengalami kondisi Atopic Disease pada kulitnya, sehingga perawatannya pun harus ekstra.
ASI Eksklusif merupakan Solusi Mengembalikan Keseimbangan Mikrobiota dalam Usus
Resiko terjadinya Dysbiosis usus dan gangguan sistem imun pada anak-anak dengan kelahiran Cesar tentu saja dapat menghambat tumbuh kembang anak jika tidak segera diatasi.
Lalu bagaimana caranya untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota pada usus anak yang dilahirkan dengan Cesar??
Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, SpA menjelaskan dalam presentasinya, bahwa pemberian ASI Eksklusif kepada anak yang baru dilahirkan dengan metode Cesar adalah cara terbaik untuk menyeimbangkan mikrobiota dalam usus, karena ASI memiliki semua yang dibutuhkan seorang anak termasuk zat gizi makro (Karbohidrat, Lemak dan Protein) dan zat gizi Mikro (vitamin dan Mineral).
Dan tidak hanya mengandung zat gizi makro dan mikro, ASI juga mengandung Sinbiotik, yaitu sinergi antara prebiotik dan probiotikyang dapat membentuk sistem imun yang baik.
Sudah jelas yah manfaat ASI ternyata banyak sekali, sehingga diharapkan para Ibu juga teredukasi untuk memprioritaskan pemberian ASI Eksklusif kepada anak.
Zivana Letisha, Puteri Indonesia mengajak para Ibu yang melahirkan dengan Cesar untuk tetap Percaya Diri
Sebagai ibu dari 3 orang anak yang juga pernah melahirkan anak-anak dengan metode Cesar, figur publik Zivana Letisha Siregar, Puteri Indonesia dan Miss Universe Indonesia sadar betul dengan stigma yang masih melekat di masyarakat terkait melahirkan dengan metode Cesar dan segala pro kontra Melahirkan Normal VS Melahirkan Cesar, sehingga Zivana ingin mengkampanyekan ajakan kepada para Ibu yang melahirkan dengan Cesar untuk tetap percaya diri bahwa kita adalah ibu yang baik, yang selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anak.
Untuk itulah Zivana menganggap penting untuk meningkatkan pengetahuan para Ibu tentang persalinan Cesar khususnya dampak dari operasi Cesar pada anak agar para Ibu bisa fokus menyiapkan dan mengoptimalkan kesehatan jangka pendek dan panjang. Bergabung dengan komunitas yang tepat dapat membantu para Ibu yang melahirkan dengan Cesar untuk selalu belajar dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dengan bertukar pengalaman antar sesama member komunitas.
Danone SN Indonesia meluncurkan Digital Multichannel Untuk Mengedukasi Orangtua tentang C-Section
Bertepatan dengan International C-Section Awareness Month, yang jatuh pada bulan April, Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia) meluncurkan serangkaian program untuk mengedukasi para orangtua agar dapat memahami pentingnya mengoptimalkan kesehatan anak kelahiran Cesar.
Salah satu programnya, mengadakan kampanye sebulan penuh melalui aplikasi kesehatandan merilis situs edukasi mengenai C-Section agar semakin banyak orangtua yang aware tentang dampak dan resiko melahirkan Cesar.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK (Medical and Scientific Affairs Director Danone Indonesia) menjelaskan bahwa Danone Indonesia siap berkomitmen terhadap kesehatan anak Indonesia, termasuk anak kelahiran Cesar. Melalui edukasi secara multichannel (aplikasi kesehatan, Instagram, Tiktok, Zoom dan Youtube serta website khusus) yang akan dirilis pertengahan April 2023, Danone Indonesia ingin selalu menemani para Ibu dalam mempersiapkan yang terbaik untuk anaknya, tutur Dr.dr Ray.
Alhamdulillah sekarang semakin banyak yang peduli untuk memberikan edukasi mengenai melahirkan dengan metode C-section sehingga para Ibu dapat mengakses informasi sebanyak-banyaknya dari sumber yang berkompeten di bidangnya. Karena baik anak yang dilahirkan secara Normal maupun Cesar tetaplah anak-anak Indonesia yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa, sehingga kesehatan anak-anak Indonesia harus menjadi prioritas bersama.
Terima kasih Danone Indonesia yang sudah menyelenggarakan webinar ini, banyak sekali insight yang saya dapatkan khususnya mengenai C-section.
Wah menarik sekali infonya, pantesan anak yg lahir cesar mudah alergi.
Semoga bermanfaat yaaa
Terimakasih pencerahannya, sebagai suami saya berharap setiap wanita mampu melahirkan anak dengan normal. Sesuatu yang Allah SWT ciptakan pasti jauh lebih sempurna dan lebih sehat ketimbang cesar. Namun ilmu kedokteran tetap harus berkembang agar setiap wanita dapat melahirkan normal
Aamiin YRA semoga semua wanita bs mempersiapkan kelahiran ddngan normal