Tips Anak Alergi Susu Sapi Terhindar dari Stunting

Assalammualaikum wr.wb.

Siapakah yang sama dengan aku nih, punya anak yang memiliki riwayat alergi terhadap susu sapi??

Anak pertamaku Fina sudah memiliki gejala alergi sejak masih bayi, saat itu aku belum tahu alergi terhadap apa, namun setelah dilakukan pengamatan terhadap pencetus alergi, ternyata dari makanan karena setiap aku makan yang mengandung susu sapi itu langsung bereaksi setelah selesai menyusui. Muncul ruam-ruam kemerahan terutama di bagian pipinya.

Sejak saat itu, aku mulai mengurangi konsumsi minum susu sapi yang fresh, diganti dengan susu lainnya yang lebih aman. Begitu juga setelah Fina lulus ASI, alerginya terhadap susu sapi bereaksi pada bagian lipatan lengan muncul ruam-ruam merah yang gatal hingga usianya 4 tahun, menjelang 5 tahun sudah mulai berkurang tapi bertambah lokasi ruamnya di bagian atas bibir.

Hingga menginjak usia 7 tahun, Fina sudah tidak alergi susu sapi lagi, namun bereaksi terhadap makanan seperti telur karena setiap makan telur terlalu sering akan muncul ruam-ruam di lipatan lengan, gatal kemerahan di atas bibir.

Kolaborasi Danone Indonesia untuk meningkatkan Awareness terhadap Alergi Susu Sapi pada Anak.

Bicara tentang Alergi, aku dapat banyak sekali pencerahan dalam webinar yang diadakan oleh Danone Indonesia yang berkolaborasi dengan komunitas Tentang Anak dalam rangka #AllergyAwarenessWeek2023, dan topik webinar kali ini sangat pas sekali dengan pengalaman anak saya, yaitu : “Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting”.

Bpk. Arief Mujahidin dari Danone Indonesia, menjelaskan bahwa Danone Specialized Nutrition mengadakan webinar ini dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Alergi susu sapi pada anak-anak melalui webinar ini dengan didukung oleh pakar-pakar di bidangnya, sehingga orangtua mendapatkan ilmu pengetahuan yang valid langsung dari pakarnya.

Karena mengenai Alergi ini, kita tidak bisa mengira-ngira atau menduga-duga, dan kita harus cari penyebabnya dari sumber yang juga valid.

Angka kejadian Alergi Susu Sapi hingga 7.5 %

Ternyata anak dengan Alergi susu sapi cukup banyak yaah Moms, aku dapat faktanya dari Webinar yang diadakan oleh Danone Indonesia (Danone Spesialized Nutrition) dan Nutrisi Bangsa bersama dengan komunitas tentang anak official yang disiarkan juga secara live melalui Youtube Nutrisi Bangsa, hari Rabu tanggal 31 Mei 2023 yang lalu.

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi pada anak sekitar 2 – 7.5%, dengan kasus tertinggi pada usia awal kehidupan.

Fakta tersebut juga dijelaskan oleh narasumber Dr.dr. Zahrah Hikmah, Sp.A (K), Dokter spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, dalam webinar.

Hal ini tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata yah Moms, karena Alergi juga bisa menghambat tumbuh kembang anak jika tidak ditangani dengan cepat dan serius, bahkan bisa mengarah pada stunting seperti yang menjadi topik bahasan pada webinar kali ini.

Mengenali Alergen dan Alergi pada Anak

Jika ada ungkapan yang terkenal “Tak kenal, maka Tak sayang”, kalo dalam pengalaman saya dengan anak yang alergi, istilah “tak kenal maka tak paham” dirasa tepat untuk digunakan bagi para orangtua dengan anak Alergi.

Memiliki anak dengan alergi tentunya membutuhkan ekstra perlakuan yah Moms, karena Alergi sendiri bisa mengganggu tumbuh kembang anak jika tidak ditangani dengan cepat.

Berkaca dari kejadian yang aku alami dengan anak pertamaku, Fina, pentingnya untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang Alergi, Gejala alergi dan cara penanganannya. Dahulu pengetahuan tentang Alergi belum sebanyak sekarang, informasi masih terbatas, sehingga saya pun mencari-cari pengetahuan seputar Alergi, gejala-gejalanya hingga dokter yang pakar di bidang Alergi anak.

Alergi kakak Fina sudah terlihat sejak dia lahir, munculnya ruam-ruam di kedua pipinya sehabis menyusui ASI awalnya kukira hanyalah gejala gatal biasa karena kulit bayi masih sensitif, namun jika diperhatikan ruam-ruam ini cukup sering setiap habis menyusui selalu muncul, akhirnya aku berkonsultasi dengan dokter anak saat itu.

Dan dokter anak saat itu menyarankan aku untuk mengurangi konsumsi makanan pemicu alergi seperti susu sapi, telur, keju sambil dipantau apakah ruam berkurang atau tidak. Dan memang setelah mengurangi makanan pencetus alergi, ruam-ruam Fina berkurang, akhirnya aku pun mencari pengganti susu sapi, keju yang aman untuk aku konsumsi tanpa memicu reaksi ruam-ruam Fina.

Menurut Dr.dr. Zahrah, kita harus mengenal terlebih dahulu Alergen, apa itu Alergen? Alergen merupakan pencetus alergi yang dapat berupa makanan dan sesuatu yang terhirup.

Alergen dari makanan bisa memalui susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, Tree Nuts (hazelnuts, almond, mede), Makanan laut, Gandum, Telur, Ikan.

Alergen dari sesuatu yang terhirup, bisa melalui tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoak, serpihan kulit binatang, jamur.

Alergi juga dipengaruhi dari faktor genetik, jika ada riwayat keluarga positif alergi, maka resiko anak terkena alergi juga besar.

Dr. Zahrah menjelaskan orangtua bisa melakukan observasi terhadap alergi anak melalui gejala dan juga berkonsultasi dengan dokter anak.

Secara umum gejala anak alergi susu sapi dapat ditemui dari :

  • Saluran cerna : Diare (53%), Kolik (27%)
  • Kulit : Urtikaria (18%), Dermatitis Atopik (35%)
  • Saluran Napas : Asma (21%), Rinitis (20%)
  • Umum : Anafilaksis (11%)

Dr Zahrah juga menjelaskan cara mendeteksi kasus alergi pada anak, yaitu dengan screening melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana ciri atau gejalanya? apakah cukup lama? Apakah sering berulang dengan pemicu yang sama? dan apakah ada riwayat keluarga alergi??

Mengenali Penyebab Alergi

Alergi pada anak bisa mengganggu tumbuh kembang anak jika tidak ditangani dengan cepat, untuk itu sebagai orangtua harus memiliki pengetahuan yang cukup seputar alergi khusus nya alergi susu sapi pada anak.

Ketika anak mengalami kasus diduga alergi, saat Fina masih bayi saya langsung berkonsultasi dengan dokter anak dan mencari penyebab terjadinya alergi.

Bagaimana kah cara mengetahui jenis penyebab alergi ??
Dr. dr. Zahrah menjelaskan bahwa penyebab alergi bisa diketahui dari 3 faktor :

  1. Penyebab : memakan sesuatu, Menyentuh sesuatu, Perang Bantal, Menggendong Kucing.
  2. Pemicu Fisik : Kedinginan, Kepanasan, Sakit Flu, Berlari-lari
  3. Pemicu Psikis : Menangis, Ketakutan, Marah

Untuk menentukan diagnosa seorang anak positif alergi biasanya melalui riwayat perjalanan penyakit, catatan makanan harian (pada bayi dan ibu), Uji Alergi melalui lab (jika diperlukan), Uji eliminasi dan provokasi Alergen.

Berkaca dari pengalaman alergi kakak Fina, aku melakukan diagnosa dengan melakukan uji eliminasi dan provokasi alergen berdasarkan saran juga dari dokter, saat itu selama 3 (tiga) minggu tidak konsumsi susu sapi dulu, kemudian setelah 3 minggu, aku mencoba lagi konsumsi susu sapi. Pada awal melakukan eliminasi gejala alergi secara fisik seperti ruam berkurang, dan saat saya provokasi dan mencoba konsumsi lagi susu sapi akhirnya ruam itu muncul lagi.

Sejak itulah saya mulai mengurangi konsumsi susu sapi dan mengganti dengan susu lainnya yang lebih aman, seperti susu kedelai, susu untuk ibu menyusui serta memperbanyak konsumsi protein hewani untuk menggantikan kandungan gizi yang dari susu sapi.

Alergi akan berkurang dengan bertambahnya usia anak, seperti kaka Fina, yang saat ini berusia 9 tahun sudah tidak alergi lagi dengan susu sapi tetapi alergi dengan telur jika sudah kebanyakan konsumsi.

Saat alergi dengan telur, saya pernah melakukan uji alergi di lab pada Fina, namun hasilnya adalah negatif, saat itu dokter hanya mendiagnosa Fina kulitnya dalam kondisi Atopik atau sensitif sehingga harus menggunakan sabun khusus dan kulit harus selalu dalam keadaan lembab.

Namun hasil uji alergi tidak bisa dijadikan patokan juga yah Mom, sama seperti yang dijelaskan oleh Dr.dr. Zahrah jika hasil test alergi negatif bukan berarti anak bisa bebas alergi yah Moms, karena terkadang uji alergi tidak sepenuhnya bisa mendeteksi alergi. Seperti halnya kasus Fina, walau hasil uji alergi negatif namun tetap saja Fina mengalami ruam-ruam di atas bibir dan lipatan lengan saat dia mengkonsumsi telur dalam jumlah banyak.

Alergi Susu Sapi pada Anak beresiko Stunting

Pernahkah Moms mendengar jika Anak Alergi Susu Sapi bisa beresiko stunting??

Isu tentang stunting selalu menjadi topik pembahasan di setiap webinar atau talkshow seputar parenting dan kesehatan anak, karena memang stunting menjadi isu yang tidak boleh diremehkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan, dari hasil Survei Status Gizi Indonesia, prevalensi stunting di Indonesia sekitar 21.6% pada tahun 2020 dan Studi menemukan bahwa prevalensi stunting pada anak dengan alergi makanan adalah 9% bahkan ditemukan kasus mencapai 24 % pada kelompok anak yang didiagnosis dengan alergi protein susu sapi.

Kenapa yah anak dengan alergi susu sapi bisa beresiko stunting?? karena di dalam susu sapi terdapat kandungan protein tinggi dengan kalsium yang tinggi serta kandungan gizi yang banyak, jadi ketika anak alergi dengan susu sapi, maka akan kehilangan kalsium dan sumber protein yang sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak, sehingga jika alergi tidak ditangani dengan serius akan berdampak pada jangka panjang yang beresiko pada stunting.

Untuk itu melalui Webinar dalam rangka #AllergyAwarenessWeek Danone SN Indonesia mengajak masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup seputar alergi susu sapi agar bisa ditangani dengan cepat dan terhindar dari resiko stunting.

Cara Menangani Alergi Susu Sapi agar Terhindar dari Stunting

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa alergi Susu sapi bisa berdampak pada stunting jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Lalu bagaimanakah caranya agar kita sebagai orangtua bisa menangani anak dengan alergi susu sapi agar terhindar dari stunting??

Stunting adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata atau anak sangat pendek serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama dan juga ditandai dengan gangguan kecerdasan anak karena kurangnya gizi,

Makanan yang mengandung alergen atau pencetus alergi kebanyakan adalah makanan yang mengandung protein tinggi serta lemak yang penting bagi tumbuh kembang anak. Sehingga ketika anak alergi makanan akan berpotensi pada mal nutrisi yang dapat mengakibatkan stunting jika tidak ditangani dengan cepat.

Dr.dr. Zahrah menjelaskan juga bahwa penting bagi orangtua untuk mendeteksi alergi pada anak dengan cepat dan berkonsultasi dengan dokter anak agar mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat.

a. Deteksi Dini penyebab Alergi

Mendeteksi alergi dan penyebab alergi pada anak dapat dilakukan dengan cara melakukan diet eliminasi dan provokasi yang juga aku lakukan terhadap Fina. Dengan melakukan diet eliminasi menghindari makanan atau susu sapi yang diduga menjadi pencetus alergi selama 3 minggu, kemudian provokasi dengan mengkonsumsi kembali makanan atau susu sapi pencetus alergi lalu bisa ditemukan apa penyebabnya. Setelah diketahui penyebabnya, maka akan kita bisa menghindari makanan atau susu sapi yang jadi pencetus alergi, lalu mengganti dengan makanan yang memiliki kandungan gizi yang sama.

b. Melakukan Tata Laksana Alergi Susu Sapi

Selain mendeteksi dini penyebab alergi yang harus dilakukan orangtua juga melakukan tata laksana terhadap alergi susu sapi. Seperti apakah tata laksananya ??

Tata Laksana Alergi Susu Sapi pada Anak :

  • Identifikasi pencetus Alergi / Protein Susu Sapi
  • Hindari makanan dan minuman yang mengandung protein susu sapidan produknya.
  • Hati-hati dalam membaca label makanan atau minuman
  • Pastikan Nutrisi mencukupi
  • Monitor Status Gizi
  • Dan selalu berkonsultasi dengan dokter anak mengenai gejala dan alergi susu sapi pada anak.

Pentingnya Support System untuk Mendukung Anak dengan Alergi Susu Sapi

Anak dengan alergi susu sapi tidak hanya akan terganggu secara fisik tapi juga akan berdampak pada tumbuh kembang secara psikis atau mentalnya, karena anak dengan alergi akan lebih mudah sensitif, emosi lebih meledak-ledak, kurang percaya diri.

Untuk itu kehadiran support system yang bisa mendukung anak dengan alergi susu sapi sangatlah penting.

Yang aku pribadi rasakan saat menghadapi kakak Fina kurang lebih sama dengan yang dilakukan oleh Mom Chacha Thaib (Influencer) yang juga memiliki anak dengan Alergi susu sapi.

Orangtua dengan anak Alergi Susu sapi harus memiliki perhatian yang lebih terhadap tumbuh kembang Anak alergi susu sapi, memantau tumbuh kembangnya baik secara fisik maupun psikis.

Mom Chacha Thaib, walaupun single parent tapi supportnya terhadap anak dengan alergi susu sapi tidak berkurang tetap sama seperti aku yang masih memiliki suami atau keluarga yang lengkap.

Pola eliminasi diet dan provokasi juga diterapkan oleh Mom Chacha Thaib dengan berkonsultasi pada dokter anak.

Mom Chacha Thaib juga mengganti susu sapi yang makanan dari susu sapi yang menjadi pencetus alergi anaknya dengan makanan atau minuman yang memiliki kandungan gizi yang sama, sehingga anak nya tetap tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya tanpa ada kekurangan apapun.

Tips Anak Alergi Susu Sapi terhindar Stunting

Setelah mendengar webinar dari para narasumber kece beberapa waktu lalu, aku jadi semakin paham dan mengenal lebih jauh dengan Alergi Susu Sapi, alhamdulillah apa yang dibicarakan oleh narasumber tentang cara penanganan terhadap anak dengan Alergi Susu sapi sudah aku terapkan saat Kakak Fina mengalami alergi susu sapi sejak ia bayi.

Aku akan rangkum beberapa Tips untuk Moms yang memiliki Anak dengan Alergi Susu Sapi agar anak tetap mendapatkan nutrisi yang baik dan terhindar dari stunting.

Berikut tips dalam menangani Anak dengan Alergi Susu Sapi :

  1. Amati gejala yang dialami anak, apakah berulang dan amati juga ketika kapan gejala tersebut muncul, jika perlu dicatat.
  2. Lakukan konsultasi dengan dokter anak secepatnya jika gejala berulang dan ceritakan pada dokter gejala apa saja yang dialami dan setiap kapan gejalan tersebut muncul.
  3. Biasanya dokter akan menganjurkan untuk mendeteksi dini penyebab Alergi pada anak, lalu lakukan anjuran dokter untuk Diet eliminasi dan Provokasi sampai ditemukan penyebabnya.
  4. Setelah ditemukan penyebab hindari makanan tersebut lalu seger cari makanan pengganti yang aman dari pencetus alergi. Untuk anak dengan alergi susu sapi, cari pengganti susu sapi misalnya untuk anak yang masih dalam masa pertumbuhan bisa mengganti dengan susu pertumbuhan dengan formula yang anti alergi seperti susu formula Soya dan lain-lain yang sudah memiliki kandungan anti alergi.
  5. Support terus anak, beri perhatian lebih pada anak khususnya ketika dia mengalami kondisi sensitif dan emosional, pelukan biasanya jadi solusi aku ketika anak dalam kondisi mental yang sensitif.

Semoga tulisan dan tips dari aku bisa membantu Moms dengan kondisi yang sama dengan aku, memiliki anak dengan alergi susu sapi agar bisa tetap semangat mendampingi anak-anak kita untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan kuat.

Untuk melihat tayangan webinar utuh, Moms juga bisa melihat di tayangan youtube berikut :

By admin

Just an Ordinary Moms with 2 Daughter Likes Cooking, Food Photography enthusiast

5 comments

  1. Jadi inget dlu punya ponakan alergi susu sapi dan mamanya terus mencari nutrisi pengganti supaya ponakanku bisa terus sehat dan tumbuh kembangnya optimal

  2. Ini sama kaya anaknya sepupuku nih Mom, alergi susu sapi juga…aku ijin share yaaa tulisannya, membantu bgtbuat sepupuku

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *