Cegah Anemia pada Anak, demi Wujudkan Generasi Emas Indonesia

Assalammualaikum,

Moms, pernah mendengar Anemia pada anak Balita?? Jujur saya selama ini mengira jika Anemia hanya dialami oleh orang dewasa seperti saya, ternyata bisa dialami oleh anak-anak juga dan Fakta yang mencengangkan dari artikel berita yang pernah aku baca, bahwa berdasarkan hasil RISKESDA tahun 2018 1 dari 3 anak Balita di Indonesia terkena Anemia, woowwww jumlah yang cukup banyak dan tidak bisa diabaikan yah.

Mengapa jumlah Anemia pada anak balita cukup banyak yah di Indonesia? Hal tersebut dapat terjadi karena banyak orangtua yang mengabaikan gejala anemia pada anak atau menganggap remeh gejala anemia pada anak, sehingga tidak segera dilakukan pencegahan dan penanggulangan.

Jika membahas soal Anemia, saya jadi teringat waktu kehamilan anak pertama, menjelang melahirkan atau sekitar usia 8 bulan, saya mengalami pendarahan di tengah malam yang mengharuskan saya di bawa ke Rumah Sakit dan di opname, dan pada saat dilakukan pemeriksaan darah, Hb saya sangat rendah, jauh dibawah Hb normal, Hb saya saat itu hanya di angka 6, sementara normalnya untuk wanita itu Hb nya 12.

Gejala apa yang saya rasakan saat itu??? Tidak ada sama sekali, saya tidak pusing sama sekali, tidak lelah, tidak lesu, seperti kondisi biasa pada umumnya. Hal ini juga yang bikin dokter saat itu cukup surprised karena aku tidak mengalami gejala anemia sama sekali, dan bahkan menurut dokter kondisi manusia pada umumnya jika Hb nya 6 seharusnya sudah pingsan, namun hal tersebut tidak terjadi pada saya.

Buat sebagian orang, gejala Anemia itu tidak terasa atau sebenarnya dirasakan tapi diabaikan atau dianggap gejala biasa saja, sehinggga seringkali tidak aware dengan Anemia dan kecolongan seperti saya yang Hb nya hanya 6. Beruntungnya Allah memberikan sinyal lewat badan saya dengan memberikan cobaan berupa pendarahan sehingga saya harus dibawa ke Rumah Sakit dan diperiksa darah hingga terdeteksi Hb saya rendah.

Karena saat itu kehamilan saya sudah berusia 8 bulan dan mendekati kelahiran, jadi Dokter memutuskan untuk melakukan transfusi darah, sebanyak 3 kantonf darah ditransfusi ke tubuh saya agar Hb kembali normal, dan saya pun rutin dibuatkan jus buah bit untuk mengejar Hb ke angka normal, karena bisa berbahaya jika melahirkan nanti Hb nya rendah.

Mengingat kejadian yang saya alami tersebut, saya jadi semakin aware dengan Anemia, terlebih dengan berita Anemia pada anak yang cukup bikin shock.

Sejak saat itu jadi cari tahu pengetahuan, artikel seputar anemia pada anak, dan menghadiri webinar atau seminar tentang anemia pada anak.

Salah satunya menghadiri Press Conference yang diselenggarakan PT Sari Husada, yaitu “Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Anak” yang diselenggarakan tanggal 31 Agustus 2023 di Kembang Goela Restaurant, Sudirman Jakarta.

Tes Anemia pada Anak sedini mungkin

PT. Sari Husada menginisiasi Press Conference “Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Anak” karena Anemia pada anak tidak bisa dipandang sebelah mata, fakta 1 dari 3 anak Balita di Indonesia terkena Anemia, menjadikan Anemia sebagai isu yang serius setelah Stunting, menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK (Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia). Untuk itu Danone bersama PT Sari Husada mengadakan Press Conference ini agar semakin banyak orang yang mengetahui tentang isu mengenai Anemia sehingga bisa disebarluaskan ke banyak orangtua agar mareka waspada dengan Anemia khususnya pada anak-anak Balita.

Sebelum acara ini dimulai, Peserta bisa melakukan screening Anemia meelalui alat pengukur Hb, uniknya alat pengukur Hb ini tidak pake suntik, tidak diambil darah, jari kita hanya dijepit dengan alat pengukur sama seperti cara kerja oxymeter (alat pengukur oksigen), tidak sampai 10 menit sudah keluar hasilnya. Saya pun ikut mencoba sccreening Anemia, dan hasilnya Hb saya sedikit lebih rendah dari batasan minimal Hb wanita, yaitu 11.6 (sementara Hb normal di angka 12).

Berdasarkan hasil screening Anemia, dari 25 orang yang melakukan screening Anemia, 7 diantaranya rentan terkena Anemia.

Sebenarnya ada banyak sekali anak-anak yang rentan terkena anemia, namun karena mereka tidak tahu, tidak merasakan gejalanya, dan tidak melakukan pemeriksaan, sehingga sulit untuk terdeteksi, ungkap dr. Tony Sundjaya, MSc (Scientific Affairs – Research & Evidence Lead Danone Indonesia).

Senada dengan dr. Tony, pakar Gizi Klinik dan President Indonesia Nutrition Association, Dr. dr. Luciana Sutanto, MS, SpGK (K) menjelaskan bahwa ada baiknya anak-anak dilakukan sccreening Anemia sejak usia dini yaitu 2 tahun, karena angka anak-anak yang beresiko terkena anemia ini cukup banyak dan mayoritas Anemia pada anak tidak terlihat gejalanya, sehingga screening perlu dilakukan sebagai upaya dari pencegahan.

Anemia menjadi isu serius Yang Dapat mengganggu Tumbuh Kembang Anak.

Jika kemarin-kemarin topik pembahasan selalu tentang isu Stunting, kini dengan adanya fakta 1 dari 3 anak balita di Indonesia rentan terkena Anemia, anemia menjadi isu serius setelah Stunting.

Anemia pada anak disebabkan karena kurangnya asupan zat besi harian si kecil. Dan ketika asupan zat besi tidak terpenuhi dalam makanan yang dikonsumsi, akan terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak dan menghambat tumbuh kembang anak seperti menurunnya kecerdasan, menurunnya fungsi otak, motoriknya seperti mudah kelelahan.

Untuk itu, Anemia pada anak tidak bisa dianggap enteng oleh oragtua, ucap Dr. dr. Luciana, karena di masa-masa sampai usia 5 tahun, otak masih berkembang.

Tidak hanya mengganggu secara fisik saja, namun Anemia pada anak juga mengganggu psikologis anak. Menurut Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si, Psi., atau lebih sering dipanggil mbak Nina, menjelaskan bahwa Anemia pada anak memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek akan terlihat secara fisik, anak jadi cenderung lemas, mudah lelah, Lesu sehingga anak menjadi tidak aktif dan berpengaruh secara kognitif, anak menjadi sulit untuk fokus, sulit untuk konsentrasi sehingga anak menjadi sulit menangkap sesuatu, emosi anak juga lebih negatif, mudah stres, sedih, marah.

Jika anemia pada anak tidak ditangani dengan baik, akan berdampak pada jangka panjangnya, yaitu terhambatnya Tumbuh Kembang Anak, Prestasi menurun dan kesulitan belajar, sehingga berpengaruh pada kecerdasan otaknya, anak juga jadi sulit bergaul dan bersosialisasi, jadi korban bullying.

Pencegahan terhadap Anemia pada Anak

Seperti penjelasan Dr. dr. Luciana, bahwa cara mencegah anemia pada anak dengan memberikan asupan nutrisi Gizi seimbang, yang kaya akan zat besi.

Dr. dr. Luciana menambahkan jika anak harus diberikan makanan yang bervariasi agar anak mendapatkan sumber zat besi yang lebih banyak. Secara garis besar dr. Luciana membagi makanan sumber Zat Besi menjadi 2, yaitu :

  1. Sumber Zat Besi Hemme, seperti daging merah, unggas, telur, kerang, udang, susu Terfortifikasi. Susu terfortifikasi sebaiknya diminum 2 kali sehari.
  2. Sumber Zat Besi Non-Hemme, seperti Brokoli, Kacang Hijau, kentang, bayam, kismis, semangka.

Mbak Nina juga menambahkan selain memperhatikan asupan nutrisi anak, juga memberikan stimulasi yang dibutuhkan anak dan menjaga kehangatan hubungan orangtua dan anak.

Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju

Saat ini Pemerintah Indonesia mempunyai visi untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia. Namun Generasi Emas tidak akan terwujud jika semua pihak tidak bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah kesehatan anak Indonesia khususnya Anemia pada Anak.

Untuk itu, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi menerangkan bahwa Danone Indonesia berkomitmen selain memberi makan sebanyak-banyaknya orang di dunia termasuk Indonesia, juga Danone memastikan tidak ada satupun anak Indonesia yang tertinggal khususnya dalam permasalahan kesehatan pada anak.

Ada 2 isu besar masalah kesehatan anak Indonesia yaitu Stunting dan Anemia, khusus Anemia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK (Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia) menyatakan bahwa Danone Indonesia memiliki Keahlian (ekspertisi) yang panjang terutama di specialized Nutrition, dan pengalaman selama 69 tahun di Indonesia bersama SGM Eksplor, membuat dr. Ray semakin yakin bisa mendukung visi Pemerintah Indonesia mencetak Generasi Emas Indonesia.

Karena permasalahan Nutrisi anak ini, harus dilakukan pencegahan dan penanganannya secara bersama-sama.

Kandungan Iron-C SGM Eksplor bantu cegah Anemia anak

Sebagai brand susu yang sudah ada di Indonesia selama 69 tahun membantu para Ibu memberikan nutrisi terbaik dan tepat kepada anak-anaknya, SGM Eksplor selalu hadir dengan produk-produknya yang terus berinovasi membantu mengoptimalkan tumbuu kembang anak Indonesia.

Salah satu inovasi yang sudah dilakukan SGM Eksplor adalah menghadirkan susu SGM Eksplor dengan Formula Iron-C yang terkandung di dalamnya. Iron-C adalah kombinasi unik Zat besi dan Vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dua kali lipat lebih cepat sehingga tumbuh kembang anak menjadi optimal.

Formula Iron-C ini hanya ada di dalam produk SGM Eksplor, dan tidak bisa ditemukan pada susu lainnya.

Penyerapan Zat besi 2 kali lipat lebih cepat oleh Iron-C menjadikan SGM Eksplor sebagai susu pertumbuhan yang cocok untuk dijadikan Nutrisi untuk mencegah Anemia pada anak. Dan kehadiran produk-produk SGM Eksplor yang mudah ditemukan di daerah-daerah dengan harga terjangkau, akan membantu para Ibu untuk bisa memberikan nutrisi yang seimbang dan sekaligus mencegah Anemia pada anak.

Tidak hanya inovasi dalam produk, tapi SGM Eksplor juga meluncurkan inisiatif “Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju” seperti acara hari ini, tutur Tanasha Suhandani (Brand Manager SGM Eksplor)

Harapan kami para orangtua, semoga SGM Eksplor bisa lebih sering mengadakan talkshow seputar Anemia pada anak dan sosialisasi screening pengukuran Hb sampai ke daerah-daerah agar semakin banyak orangtua yang teredukasi dan waspada dengan Anemia.

By admin

Just an Ordinary Moms with 2 Daughter Likes Cooking, Food Photography enthusiast

4 comments

  1. Mbak Fanni…akupun kena anemia waktu hamil masuk trimester 3. Baru ketahuan juga karena sering pusing, lemes banget. Setelah melahirkan, anakku coba tes darah untuk cek Hb, kan khawatir risiko anemia ya. Tapi pakai disuntik itu lho sampai dia nangis kejer, huhu… andai tahu ada alat seperti di atas, jari hanya dijepit gitu kan ga sakit. Bisa tes di mana ya?

    1. Iya lho alhamdulillah udh ada alat mengecek hb dan anemia yg ramah anak, jadi anak2 gak takut lagi. Aku juga dl mbak trimester ketiga Hb ku cuma 6 aja, itupun ketauan gegara aku pendarahan dan opname di RS baru deh pas dicek ketauam Hb cuma 6 dan itu domternya sampe heran krn aku gak merasa pusing sm skali, padahal kl Hb 6 itu normalnya orang idh pingsan

  2. Aku juga baru tahu lho kalau diurut-urutin anemia bisa jadi penyebab stunting, hiiii serem ya. Padahal kayaknya sepele banget tapi bisa merusak otak generasi selanjutnya. Makanya sedari muda untuk calon ibu kudu diatasi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *