Assalammualaikum semuanya, apa kabar? Sudah lama sekali saya tidak menyapa semuanya dengan artikel blog saya. Terakhir posting blog di tahun 2024 sudah cukup lama karena beberapa kesibukan baru dipercaya sebagai Ketua Komite di sekolah anak-anak saya, sehingga tidak sempat untuk menulis Blog.
Dipercaya sebagai Ketua Komite Sekolah bukanlah cita-cita dan bukan juga kemauan saya, karena tadinya saya ingin istirahat sejenak dari kegiatan komite sekolah agar bisa fokus dengan persiapan anak pertama saya yang akan masuk SMP di tahun 2025 ini, namun takdir berkata lain dan saya diajukan sebagai Ketua Komite sekolah untuk 3 tahun periode.
Selama ini saya terbiasa menjadi orang belakang layar di Komite Sekolah sebelum ditunjuk sebagai Ketua Komite Sekolah, sehingga saya mengurusi acara dan kegiatan dengan detail, namun setelah ditunjuk jadi Ketua Komite, saya mau tidak mau harus lebih banyak tampil di depan layar, memberikan kata sambutan di depan banyak orang.
Bagi saya yang terbiasa menjadi orang belakang layar dalam sebuah pekerjaan, project, untuk tampil di depan layar dalam sebuah acara itu menjadi sebuah ketakutan sendiri, karena tidak biasa tampil di depan orang banyak sehingga bingung ketika harus memberikan kata sambutan atau ketika membuka sebuah acara. Rasa deg-degan dan cemas pun jadi satu, khawatir jika melakukan kesalahan dalam penyampaian sambutan di sebuah acara.
Ini menjadi sebuah tantangan buat saya untuk memperbaiki cara komunikasi saya dengan memperdalam lagi ilmu Public Speaking agar semakin percaya diri dan lebih luwes ketika harus memberikan kata sambutan dalam sebuah acara yang diadakan oleh Komite Sekolah.
Beruntungnya di saat saya mencari-cari info mengenai Public Speaking, komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) mengadakan workshop online via zoom Public Speaking dengan narasumber mantan Presenter yang dulu sering wara wiri di TV, mbak Rahma Alia atau biasa dipanggil mbak Alia.

Lawan Ketakutan dengan Tips ini.
Membuka sesi Zoom Public Speaking, mbak Alia langsung bertanya apakah kami percaya diri menjadi seorang Speaker??
Kebanyakan jawaban peserta yang hadir adalah tidak percaya diri, termasuk saya pastinya. Dan ternyata menjadi seorang narasumber atau pembicara, ada 3 hal yang diperhatikan dari Narasumber oleh peserta yang hadir, yaitu :
- How you look (55%), tentu saja penampilan menjadi hal yang utama yang dilihat dari seorang narasumber, untuk itulah harus totalitas ketika tampil di depan orang banyak.
- How you Sound (38%), ini menjadi hal kedua yang dilihat dari seorang narasumber, karena intonasi dan suara yang keluar dari narasumber menjadi penting untuk melihat apakah audience menerima apa yang kita sampaikan. Jika seorang narasumber menyampaikan materi dengan nada yang lesu tentu saja, kita sebagai audience juga malas untuk memperhatikan apa yang disampaikan.
- What You Say (7%), apa yang kita sampaikan berada di urutan ketiga yang diperhatikan oleh audience dari seorang narasumber.


Hampir semua peserta zoom yang hadir mengalami ketakutan, nervous atau gugup ketika akan mengisi materi sebagai narasumber atau speaker, dan hal ini menurut mbak Alia adalah hal yang wajar, bahkan seorang Rahma Alia pun pernah mengalaminya. Mbak Alia membagikan tips nya untuk mengatasi rasa gugup, nervous yaitu dengan melakukan pendekatan dengan metode berikut :
- Situation Based , kita harus bisa memahami situasi dan beradaptasi dengan situasi saat itu.
- Audience Based, seorang speaker sebelum acara harus bisa mengenal audience yang akan hadir di acara, sehingga materi yang disampaikan lebih relevan dan dapat diterima.
- Goal Based, seorang speaker harus fokus pada tujuan utama saat menyampaikan materi.
Wah ternyata selama ini ketakutan dan rasa gugup saya membuat saya seringkali melenceng dari tujuan utama saya berbicara di depan umum, seolah-olah apa yang ingin saya sampaikan buyar seketika saking gugupnya.
Selain melakukan pendekatan di atas, tips lainnya menghilangkan rasa nervous atau gugup adalah dengan melakukan hal-hal berikut :
- Positive Intention – Preparation – Pray, melakukan persiapan, berlatih di depan cermin dan berdoa
- Breath , mengambil nafas dalam dan panjang
- Control
- Smile, jangan lupa untuk selalu tersenyum agar audience yang melihat juga ikutan senang.
Jika flashback ke pengalaman saya, karena saking gugupnya bahkan saya tidak pernah melakukan tips yang disarankan mbak Alia di atas, jadinya seketika buyar apa yang ingin saya sampaikan. Wahh jadi makin paham dan pastinya tips ini nantinya juga akan saya praktekkan agar semakin luwes dalam memberikan kata sambutan di depan umum.
PAPAVIPP Elemen Penting dalam Public Speaking
Yang menarik, dalam penyampaian mbak Alia, ada unsur atau elemen yang harus ada dalam Public Speaking, PAPAVIPP kata ini merupakan singkatan dari PAPA (Pace, Articulation, Pitch, Accentuation) VIPP (Volume, Intonation, Pronunciation, Pause)

Unsur-unsur ini yang harus ada agar apa yang hendak kita sampaikan menjadi jelas dan dapat diterima oleh Audience yang hadir untuk mendengarkan pemaparan kita. Bicara yang terlalu cepat akan membuat kesalahan-kesalahan berulang sehingga kita perlu menjaga kecepatan berbicara, berbicara lebih perlahan agar jelas intonasi, artikulasinya sehingga meminimalisir kesalahan, maksud dan tujuan kita sampai dan diterima oleh audience.
Saya jadi flashback ke pengalaman saya, banyak sekali kesalahan-kesalahan dan pengulangan yang tidak perlu ketika saya berbicara karena saya terlalu cepat dalam berbicara, hal ini karena saya merasa gugup sehingga tidak bisa menjaga kecepatan saya berbicara. Jadi inilah ternyata penyebab selama ini saya banyak melakukan kesalahan dan pengulangan dalam berbicara, karena terlalu cepat.
Personal Branding, untuk Kita atau untuk Orang lain?
Tidak hanya berbicara soal Public Speaking, Mbak Alia memberikan bonus Materi Personal Branding yang biasanya selalu ia bawakan saat mengisi sesi materi pembekalan Abang None Jakarta.
Sering yah kita mendengar kata Personal Branding, tapi untuk siapa sih sebenarnya Personal Branding ini ?? Untuk kita atau untuk oranf lain? Pertanyaan ini yg pertama terlontar oleh mbak Alia kepada kita, kalau aku menjawab untuk kita, sementara yang lain ada yang menjawab untuk Orang lain.
Ada kalimat pada slide mbak Alia yang menarik, yaitu kutipan dari seorang tokoh Jeff Bezos “Your Brand is what other’s people say about you when you’re not in the room”


Personal branding itu bagaimana orang melihat kita, siapa diri kita, apa yang kita lakukan dan ini tentang memberi stempel kita pada nilai yang kita berikan pada orang lain. Tentunya nilai diri kita dapat dilihat dari cara kita berkomunikasi, dan tidak lepas dari Public Speaking kita yang membentuk stempel personal branding kita di mata orang lain.
Dengan demikian Personal Branding bukan hanya untuk kita tapi juga untuk orang lain karena dengan personal branding kita yang terbentuk, orang lain bisa menilai kita orang yang bagaimana apakah bisa diajak kerjasama atau tidak dan tentunya bagi Blogger, Content Creator peran personal branding sangat penting karena value kita dilihat dari Personal Branding yang kita tunjukkan, dan peluang-peluang kerjaan pun juga dapat dilihat dari Personal branding yang kita tonjolkan sehingga brand dapat menilai apakah seseorang tersebut cocok atau tidak berkolaborasi dengan brand.
Komunikasi Non Verbal memberikan nyawa pada kata-kata.
Dari webinar ini, aku juga mengenal tentang Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Berbicara termasuk dalam Komunikasi Verbal, lantas bagaimana dengan Komunikasi Non Verbal?
Komunikasi non verbal lebih kepada gestur, ekspresi wajah, kontak mata karena ketika kita melakukan kontak mata dengan audience maka seolah-olah apa yang kita sampaikan apda audience sampai dan bisa meyakinkan audience. Sehingga kalimat yang kita ucapkan akan lebih bernyawa ketika kita lakukan juga dengan gestur, kontak mata dan ekspresi wajah yang benar.
Bayangkan jika narasumber yidak melakukan kontak mata, ekspresi wajah datar sudah pasti audience yang berada di depannya akan merasa apa yang disampaikan terasa membosankan, kurang akurat dan tidak bisa sampai maksud dan tujuannya ke audience. Sebaliknya jika kita menyampaikan dengan gestur yang sesuai, mimik wajah yang antusias serta melakulan kontak mata, audience akan merasa apa yang kita sampaikan benar, dapat diyakini dan sampai maksud dan tujuannya.


Sepertinya saya harus sering-sering berlatih di depan cermin agar ekspresi nya dapat, gestur juga sesuai sehingga ketika memberikan sambutan, maksud dan tujuan sampai ke audience. Sejujurnya saya memang tidak pernah berlatih di cermin dan mulai hari ini akan dijadikan pembiasaan di rumah.
Banyak sekali insight yang saya dapatkan dari workshop online Public Speaking bersama mbak Alia, mbak Alia juga berpesan kepada kami agar bisa mengenali gaya komunikasi masing-masing, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan, setiap orang memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda.
Terima kasih mbak Alia dan komunitas ISB, semoga ada workshop offlinenya agar bisa sambil berlatih langsung dengan pakarnya.

