LANGIT BIRU, INVESTASI MASA DEPAN ANAK CUCU

Pagi itu, cuaca cerah, Langit tampak lebih biru daripada hari sebelumnya, sayang sekali jika dilewatkan begitu saja tanpa menikmati keindahan birunya langit. Senada dengan ku, suami pun mengajak aku serta anak-anak untuk berjalan pagi dari rumah ke taman yang tidak jauh dari rumah kami, berolahraga pagi sambil menikmati birunya langit pagi itu.

Dan pagi itu menjadi pagi pertama kami sekeluarga keluar rumah setelah hampir 9 bulan di rumah saja selama pandemi Covid 19. Tetap dengan protokol kesehatan yang ketat : menggunakan masker, membawa hand sanitizer, dan menjaga jarak. Beruntung taman yang kami tuju masih sepi, hanya ada kami sekeluarga sehingga kami bisa dengan leluasa berolahraga sambil menikmati keindahan langit biru. Aku dan suami lari pagi di jogging track, anak-anak berlarian di rerumputan sambil bermain petak umpet, sesekali beristirahat bersama duduk di atas rerumputan hijau dan melihat ke atas langit biru, rasanya senang sekali.

Tampaknya tidak hanya aku dan suami yang menyadari langit pagi itu tampak lebih biru daripada biasanya, anak-anak pun menyadarinya, bahkan Kakak Fina pun mengabadikan birunya langit pagi itu dengan coretan di buku gambarnya setibanya kami di rumah. “Ma, ini kakak gambar taman yang tadi kita kunjungi, dan ini kakak juga warnain langitnya biru karena tadi langitnya bagus birunya” celetuk Kakak Fina kepada saya menjelaskan apa yang ia gambar.

Langit biru Jakarta akhir-akhir ini sering kita saksikan hampir setiap hari selama pandemi Covid 19, entah harus bersyukur tapi nyatanya ada hal yang positif di balik pandemi Covid 19, udara kota Jakarta menjadi lebih bersih karena banyak orang yang bekerja dari rumah, sehingga angka penggunaan kendaraan bermotor pun menurun, dan berdampak pada kualitas udara yang lebih baik, kita pun menjadi sering melihat indahnya langit biru Jakarta.

Kilas balik sebelum pandemi Covid 19, ketika saya masih bekerja kantoran di daerah Sudirman tahun 2017-2019 jarang sekali bisa melihat Jakarta dengan langit biru, hampir setiap hari harus menghadapi kotornya udara kota Jakarta karena polusi. Tidak heran, karena banyaknya kendaraan bermotor yang ada di Jakarta, baik dari warga Jakarta sendiri maupun dari warga Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi yang bekerja di Jakarta. Kendaraan bermotor menjadi penyumbang terbesar kotornya udara Jakarta, karena masih banyak yang menggunakan Bahan Bakar yang tidak ramah lingkungan.

Polusi Kendaraan Bermotor berdampak pada Kesehatan Publik

Hari Kamis yang lalu, saya ikut menyaksikan diskusi publik terkait penggunaan Bahan Bakar Minyak Ramah Lingkungan yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan KBR. Dalam usia yang hendak mencapai 48 tahun, YLKI mengangkat topik pembahasan mengenai Bahan Bakar Minyak Ramah Lingkungan, karena peduli dengan kesehatan publik.

Diskusi Publik : Penggunaan BBM Ramah Lingkungan, tanggal 11 Februari 2021

Indonesia menjadi negara yang tertinggal dalam penggunaan Bahan Bakar Minyak ramah lingkungan, di saat negara-negara asia tenggara sudah menggunakan BBM ramah lingkungan, negara kita masih mengedarkan BBM dengan oktan rendah seperti Premium yang tidak ramah lingkungan.

Bapak Fabby Tumiwa dari Institute for Essential Service Reform yang turut hadir sebagai narasumber dalam diskusi kamis lalu, menjelaskan bahwa ketika berbicara mengenai kualitas dari Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mempengaruhi juga kesehatan publik, sehingga pemerintah harus menetapkan standar. Menurut bapak Fabby, di tahun 2017, ada 8 kematian atau 1 dari 5 kematian di tahun tersebut yang disebabkan oleh pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM). Kualitas udara yang buruk akibat polusi dapat menyebabkan berbagai penyakit yang biayanya tidak sedikit. Bukannya berhemat membeli BBM Premium karena harga terjangkau, malah keluar biaya yang lebih besar lagi untuk pengobatan akibat polusi udara. Untuk itulah penggunaan BBM ramah lingkungan menjadi hal yang penting saat ini.

Penggunaan bahan bakar ramah limgkungan mendatangkan 2 manfaat :
1. Biaya kesehatan menurun
2. Penghematan bahan bakar.

Dengan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, polusi udara berkurang dan kesehatan masyarakat jauh lebih baik. Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, pada prakteknya jauh lebih hemat, mesin jadi awet dan akan jarang ke bengkel, dan komsumsi bahan bakar pun lebih sedikit karena pembakaran di dalam mesin lebih sempurna.

PROGRAM LANGIT BIRU

Menjawan kekhawatiran akan kualitas udara yang buruk yang berdampak pada kesehatan publik, Pertamina menggelar Program Langit Biru. Apa itu Langit Biru??

Program Langit Biru hadir untuk mengajak masyarakat merasakan langsung penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dengan udara yang bersih dan sehat. BBM yang lebih berkualitas memiliki kadar oktan (Research Octane Number/RON) tinggi, sehingga lebih ramah lingkungan karena rendah emisi.

Program Langit Biru diawali dengan memberikan harga perkenalan berupa harga khusus bahan bakar Pertalite (yang memiliki oktan 90, lebih tinggi dari premium) kepada pengguna kendaraan bermotor roda 2, 3, angkot dan taksi plat kuning, dengan harapan mereka dapat merasakan performa mesin ketika menggunakan pertalite, dan diharapkan bisa beralih ke petralite.

Langit biru sudah berjalan sejak Juli 2020 dimulai dari pulau Bali, dan akan dilakukan bertahap di area JAMALI (Jawa, Madura, Bali) yang saat ini sedang berlangsung di area Jakarta Barat, Jakarta Selatan.

Dokumentasi Pertamina, terkait pelaksanaan Program Langit Biru di berbagai Daerah

Harga khusus pertalite selama program Langit Biru berlaku selama 6 (enam) bulan dengan harga spesial sebagai berikut :

  • Diskon Rp. 1.200,- per liter atau harga Pertalite menjadi sama dengan Premium, selama 2 bulan.
  • Diskon Rp. 800,- per liter dilakukan selama 2 bulan berikutnya.
  • Diskon Rp. 400,- per liter berlaku selama 2 bulan berikutnya.
  • Tanpa diskon, harga normal.

Kebetulan hari Jumat aku mengisi BBM mobil di SPBU pertamina terdekat dan menemukan baner promosi Langit Biru dengan diskon Rp. 800,- di area Jakarta Barat.

Baner promo harga khusus Petralite dalam Program Langit Biru di SPBU Jakarta Barat

Program Langit Biru Menurut bapak Fanda Chusmianto (Manager Sales Area Jabodetabek Pertamina) terbilang sukses, penjualan petralite meningkat dan masyarakat banyak yang beralih ke petralite.

Premium akan dihilangkan kah?

Selama diskusi publik berlangsung, yang menjadi pertanyaan banyak orang termasuk saya sendiri, akankah Premium benar-benar dihilangkan?? Karena menurut saya, program Langit Biru akan benar-benar jalan jika Premium benar-benar dihapuskan dan tidak dijual lagi.

Karena program Langit Biru sendiri hanya berjalan 6 bulan, selanjutnya harga petralite kembali normal dan masyarakat akan kembali beralih ke premium dengan harga yang lebih murah dari petralite selama premium masih diedarkan.

Sepanjang Premium masih diedarkan, masyarakat akan memilih Bahan bakar yang harganya lebih murah, tanpa mempedulikan baik atau tidaknya bagi lingkungan, karena ada pilihan. Seandainya tidak ada opsi memilih premium atau premium ditiadakan, masyarakat lama-lama akan terbiasa menggunakan Petralite dan beralih ke petralite, Pertamax, Pertamax Turbo.

Keputusan mengenai Premium ini sejak dahulu selalu dijadikan pertimbangan politik, masih ingat di tahun 2018 pemerintah sempat menghilangkan Premium?? Dalam kondisi seperti itu masyarakat dipaksa untuk menggunakan petralite dan nyatanya masyarakat pun terbiasa dan beralih ke petralite. Sayangnya Premium dimunculkan kembali di tahun 2019 menjelang lebaran dan pemilu dan pada akhirnya masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan Petralite kembali beralih ke Premium.

Dibutuhkan ketegasan dan konsistensi pemerintah sebagai regulator dalam hal ini terkait penggunaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan dan diharapkan pemerintah benar-benar meniadakan Premium agar Program Langit Biru benar-benar terealisasi tanpa ada kendala. Karena program Langit Biru merupakan Investasi jangka panjang untuk masa depan anak cucu kita nanti, saya ingin melihat cucu-cucu serta cicit saya nantinya bisa melihat Langit Biru yang sama seperti yang saya lihat bersama keluarga saya saat itu.

Bentuk dukungan saya demi
membirukan Langit Jakarta

By admin

Just an Ordinary Moms with 2 Daughter Likes Cooking, Food Photography enthusiast

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *